Struktur Interaksi Kelompok
Elit dalam Pembangunan
Oleh : Sunyoto Usman
Kaum elit biasa didefinisikan sebagai anggota
suatu kelompok kecil dalam suatu masyarakat yang tergolong disegani, dihormati,
kaya dan berkuasa. Mereka adalah kelompok minoritas kecil yang memiliki
kekuatan dalam mengendalikan aktivitas perekonomian dan memiliki peran dominan
dalam pengambilan keputusan. Ada dua pendapat yang menjelaskan lahirnya
kelompok elit ini. Pertama, yang percaya kelompok elit lahir dari proses alami.
Mereka adalah sekelompok orang yang dikaruniai kapandaian dan keterampilan yang
tinggi oleh Tuhan. Kedua, yang percaya kelompok elit ini lahir akibat kompleksitas
organisasi sosial.
Dalam beberapa studi penelitian menyimpulkan
kelompok elit sangat potensial sebagai agen perubahan, terutama sebagai pihak
yang menghubungkan antara kebijakan pemerintah dan aspirasi masyarakat. Fenomena
Desa Santri dalam studi masalah pembangunan dan struktur interaksi kelompok
elit dalam mengakomodasi proyek pembangunan pedesaan menjadi penelitian yang
menarik karena banyak figur tokoh agama setempat yang pendapatnya dianut oleh
masyarakatnya. Penelitian ini diselenggarakan di 3 Desa Santri di wilayah
Jombang, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan metode pertanyaan yang
diajukan kepada responden yang paling sering berdiskusi atau memecahkan
persoalan yang menyangkut proyek pembangunan desa.
Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa
informasi penting yang diperoleh dari hasil perhitungan data. Pertama, dalam
kegiatan yang berkaitan dengan implementasi pembangunan desa, hampir seluruh
anggota kelompok elit saling berinteraksi dan membentuk suatu jaringan
sosiometris. Namun, sebagian besar dari mereka adalah kelompok elit pamong
desa. Kedua, derajat integrasi elit pada jaringan integrasinya cukup
bervariasi. Derajat integrasi memperlihatkan jumlah hubungan tidak langsung.
Semakin banyak hubungan tidak langsung seorang elit semakin tinggi pula derajat
integrasi elit itu dengan kawan-kawan interaksinya, sedangkan seorang elit yang
terisolir nilai integritas individualnya adalah nol.
Ketiga, desa-desa tersebut hampir tidak ada
pengelompokkan berdasarkan persamaan kategori elit. Dan keempat, kategori
peranan elit dalam jaringan juga bervariasi. Data yang diperoleh menunjukkan
jumlah anggota kelompok elit pamong desa dan petani kaya mempunyai peranan
dalam jaringan lebih banyak daripada kaum elit lainnya.
Berdasarkan
data yang diperoleh dapat dianalisa bahwa kaum elit pamong desa memiliki
kesempatan yang lebih luas dan leluasa dalam mengembangkan proyek pembangunan.
Sementara kesempatan yang dimiliki kelompok elit pemuka agama sempit dan
terbatas meskipun banyak masyarakat Desa Santri yang menganggap pemuka agama
sebagai jembatan penyaluran keinginan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
proyek desa yang direncanakan lebih condong kepada proyek pemerintahan sehingga
kaum elit pamong desa dianggap lebih banyak tahu mengenai hal tersebut.