Uji Karbohidrat


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karbohidrat adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur C, H, dan O yang terbentuk dari hasil fotosintesis pada tumbuhan. Karbohidrat merupakan zat gizi yang memiliki fungsi utama sebagai penyedia energi utama bagi tubuh. Selain berperan sebagai penyedia energi, karbohidrat di dalam hati digunakan sebagai detoksifikasi dan dapat membantu metabolisme lemak dan protein (Ariyadi 2010). Setiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori, walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak dikonsumsi.
Karbohidrat terdiri dari beberapa polimer gula. Komponen karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida, yang hanya memiliki satu ikatan polimer. Disakarida merupakan gabungan dari 2 atau 3 monosakarida, atau disebut juga gula ganda. Karkohidrat juga mencakup makromolekul yang disebut polisakarida, yaitu polimer yang tersusun dari banyak blog-blog pembangun gula (Campbell 2008). Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, dan proses pembuatannya dapat dihidrolisis dengan asam maupun enzim. Dalam proses hidrolisis, karbohidrat diubah menjadi gula larut dalam air dilakukan dengan penambahan air dan asam kemudian dilakukan proses peruraian atau fermentasi gula menjadi etanol dengan menambahkan ragi (Yusrin 2010).
Kerbohidrat dapat terbentuk melalui proses alami fotosintesis tumbuhan yang melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan daun. Karbohidrat terbentuk dari air (H2O) berasal dari tanah, karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Karbohidrat bersama senyawa lemak dan protein memegang peranan dasar bagi kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dalam sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin. Kerbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh (Sumardjo 2009).
Uji keberadaan karbohidrat dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya uji Molish, uji nedict dan uji Iod. Reaksi kimia merupakan suatu hal yang dapat diamati dari adanya perubahan seperti perunahan warna, perubahan wujud, dan yang utama adalah perubahan zat yang disertai perubahan energi dalam bentuk kalor. Reaksi kimia merupakan kunci utama dalam ilmu kimia untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari suatu zat. Reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, dimana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan (Sulistiyono 2014).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan menentukan keberadaan karbohidrat dengan menggunakan uji Molish, uji Benedict, dan uji Iod.

TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat
Karbohidrat adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur C, H, dan O yang terbentuk dari hasil fotosintesis pada tumbuhan. Karbohidrat memiliki peranan sebagai penyedia energi utama bagi tubuh. Setiap 1 gram karbohidrat akan membentuk 4.1 kalori yang akan membentuk senyawa organik seperti lemak dan protein yang berperan dalam menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh (Sulistiyono 2014). Manusia tidak akan terlepas dari kebutuhannya akan karbohidrat untuk melakukan aktifitas. Beberapa makanan seperti beras dan jagung adalah sumber karbohidrat yang utama.
Karbohidrat didalam tubuh manusia disimpan dalam bentuk glikogen yang terdapat dalam otot sekitar 0-10 gram,dalam hati sekitar 2-3 gram dan di darah dalam bentuk glukosa sekitar 4 gram. Kebutuhan karbohidrat pada setiap manusia tidaklah sama antara seorang pelajar, pekerja ringan, pekerja berat, dan pemikir. Rata-rata kita hanya membutuhkan 1 gram per berat badan per hari, artinya bila memiliki berat tubuh 50 kg, maka kebutuhan tubuh kita akan karbohidrat adalah 50 kg (Wahyu 2006).
Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)n atau (CH2O)n dan masih dibagi lagi ke dalam empat kelompok yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida berasa manis, larut dalam air, dapat dikristalkan dan disebut dengan gula reduksi. Monosakarida yang banyak terdapat di dalam tumbuhan ialah glukosa dan fruktosa yang keduanya isomer satu dengan yang lain, sedang disakarida yang banyak terdapat di dalam tumbuhan ialah sukrosa, maltosa dan selobiosa (Dwidjoseputro 1992).
Jenis karbohidrat yang lain adalah oligosakarida dan polisakarida terbentuk dari sekumpulan monosakarida dengan rumus molekul yang berbeda. Amilum    adalah polisakarida yang merupakan bentuk simpanan pada sel-sel tumbuhan  termasuk buah, sedangkan selulosa atau serat kasar merupakan komponen struktural yang menyusun dinding sel tumbuhan. Anggota polisakarida lain yaitu pektin mempunyai peranan dalam proses pelunakan buah yang sudah matang (Fitriningrum 2013).


Gula Pereduksi
Gula pereduksi merupakan salah satu jenis karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang utama bagi makhluk hidup, serta banyak yang ditemukan dalam berbagai bahan nabati, baik berupa gula sederhana ataupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi (Santoso 2006). Gula reduksi dapat diartikan juga sebagai gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas yang dalam suasana basa dapat mereduksi logam-logam (Indahyanti 2014).
Dalam pembutan gula kelapa, kandungan sukrosa nira kelapa merupakan faktor yang penting. Pemanasan suhu tinggi dan pH rendah pada pemanasan nira kelapa akan menyebabkan sukrosa tereduksi menjadi gula reduksi. Semakin banyak gula reduksi yang terbentuk maka gula bersifat semakin higroskopis (Suwardjono 2001). Kualitas gula ditentukan oleh kandungan sukrosa pada gula. Kandungan sukrosa yang tinggi menyebabkan kualitas gula lebih baik bila dibanding dengan kandungan sukrosa yang rendah.

Pati
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas amilosa dan amilopektin (Jacobs dan Delcour 1998). Pati dapat diperoleh dari biji-bijian, umbi-umbian, sayuran, maupun buah-buahan. Sumber alami  pati antara lain bersal dari jagung, labu, kentang, ubi jalar, pisang, barley, gandul, beras, sagu, amaranth, ubi kayu, ganyong, dan sorgum. Pemanfaatan pati asli masih sangat terbatas karena sifat fisik dan kimianya kurang sesuai untuk digunakan secara luas. Oleh karena itu, pati akan meningkat nilai ekonominya jika dimodifikasi sifat-sifatnya melalui perlakuan fisik, atau kombinasi keduanya (Liu et.al. 2005).
Modifikasi pati bertujuan mengubah sifat kimia dan atau fisik pati secara alami, yaitu dengan cara memotong struktur molekul, menyusun kembali  struktur molekul, oksidasi, atau substitusi gugus kimia pada molekul pati (Wurzburg 1989). Salah  satu  jenis  pati  termodifikasi  yaitu pati tahan cerna resistant starch/RS (Herawati 2010).
Pati adalah karbohidrat yang terdiri atas amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan bagian polimer linier dengan ikatan α-(1−>4) unit glukosa. Derajat polimerisasi amilosa berkisar antara 500−6.000 unit glukosa, bergantung pada  sumbernya. Amilopektin  merupakan polimer α-(1−>4)  unit  glukosa  dengan rantai  samping  α-(1−> 6)  unit  glukosa. Dalam suatu molekul pati, ikatan α-(1−>6) unit  glukosa ini jumlahnya sangat sedikit, berkisar antara 4−5%. Namun, jumlah molekul dengan rantai yang bercabang, yaitu amilopektin, sangat banyak dengan derajat polimerisasi 105−3x106 unit glukosa (Jacob dan Delcour 1998).

Uji Molish
Uji Molish adalah adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk senyawa-senyawa yang yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa yang tersubtitusi, seperti Hidroksimetil furfural. Reaksi pembentukan furfural adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa (Sumardjo 2009). Pada uji molish larutan yang mengandung karbohidrat ditandai dengan timbulnya cincin berwarna ungu diantara kedua larutan (Alfiah 2015).


Uji Benedict
Pada uji benedict larutan yang mengandung karbohidrat ditandai dengan endapan warna merah bata(Alfiah 2015). Pereaksi benedict merupakan larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap menjadi Cu2O. Pereaksi benedict besifat lemahkarena adanya natrium karbonat dan natrium sitrat yang membentuk endapan berwarna hijau, kuning atau merah bata. Uji karbohidrat benedict lebih banyak digunakan pada pemeriksaan glukosa pada urin daripada pereaksi fehling karena beberapa alasan(McGilvery 1996).


Uji Iod
Iod digunakan untuk memisahkan zat amilum atau pati yang ada dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna biru tua pada sampel percobaan. Pada saat amilum ditetesi iodin, lalu dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi positif kan menghilang, namun dalam beberapa saat kemudian didinginkan warna biru akan muncul kembali(Monruw 2010). Uji iod bertujuan mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodin yang merupakan I2 terlarut dalam potassium iodide. Reaksi anatara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliodida. Polisakarida umumnya membentuk heliks (melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodine (Almatsier 2010).


MATERI DAN METODE
Materi
Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan uji karbohidrat diantaranya tabung reaksi, spoit, pipet tetes, rak tabung reaksi, spot plate, sendok, kompor, panci pemanas air, dan ruang asam.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan uji karbohidrat diantaranya beberapa sampel karbohidrat (glukosa, sukrosa, fruktosa, pati, CMC, gula merah, gula putih, dan susu murni), cairan Benedict, pereaksi Molish, pereaksi Iod, tepung maizena, tepung beras, tepung tapioka, tepung terigu,dan tepung ketan.

Metode
Uji Molish
 Metode yang digunakan pada percobaan uji Molish diawali dengan melengkapi alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan. Pertama, siapkan 8 tabung reaksi dengan masing-masing diisi sampel karbohidrat sebanyak 5ml dan diberi label penanda. Lalu, teteskan pereaksi Molish sebanyak tujuh tetes pada masing-masing tabung reaksi, susun rapi di dalam rak tabung reaksi. Perhatikan perubahan warna dan endapan yang terjadi. Kemudian, teteskan larutan H2SO4 pekat sebanyak 3ml ke dalam masing-masing tabung reaksi hingga zat dalam larutan akan terpisah dan terdapat cincin diantaranya. Catat perubahan warna dan kondisi ketebalan cincin yang terbentuk.

Uji Benedict
Metode yang digunakan pada percobaan uji Benedict diawali dengan melengkapi alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan. Pertama, persiapkan 8 tabung reaksi dengan masing-masing tabung diisi cairan Benedict sebanyak 0.5ml. kemudian, teteskan masing-masing tabung yang berisi cairan Benedict dengan delapan sampel karbohidrat sebanyak 8 tetes. Letakkan tabung reaksi dalam rak tabung reaksi untuk diamati perubahan warna dan endapan yang terbentuk. Kemudian, letakkan kedelapan tabung ke dalam pemanas selama beberapa menit hingga terjadi perubahan warna yang mencolok pada beberapa sampel seperti glukosa dan fruktosa. Amati, lalu catat perubahan warna dan endapan, sajikan data dalam bentuk tabel.

Uji Iod
Metode yang digunakan pada percobaan uji Iod diawali dengan melengkapi alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan. Pertama, persiapkan spot plate dan masukkan tepung beras, tepung maizena, tepung terigu, tepung tapioka dan tepung keton secukupnya. Kemudian tambahkan cairan Iod ke dalam setiap sampel, lalu aduk hingga membentuk larutan homogen. Amati perubahan warna dan terbentuknya endapan yang terjadi, sajikan data dalam bentuk tabel.








HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil percobaan uji karbohidrat yang telah dilakukan, didapatkan beberapa data hasil percobaan uji molish, uji benedict dan uji iod yang dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi.
Berikut adalah data hasil percobaan uji molish.
Tabel 1 Uji Molish.
     No    Bahan                                    Uji Molish 
1.      Glukosa                                          +
2.      Sukrosa                                         ++
3.      Fruktosa                                        ++
4.      Pati                                                 +
5.      CMC                                              +
6.      Gula Merah                                  +++
7.      Gula Putih                                     ++
8.      Susu Murni                                   +++

Keterangan :
·           (-)      = Tidak Ada Cincin
·           (+)     = Cincin Tipis
·          (++)    = Cincin Agak Tebal
·         (+++)   = Cincin Tebal

Berikut merupakan data hasil percobaan uji benedict.
            Tabel 2 Uji Benedict
     No        Bahan                      Warna                                Endapan
1.           Glukosa                  Merah Bata                             +++
2.           Sukrosa                      Biru                                       -
3.           Fruktosa                  Oranye                                   +++
4.           Pati                        Biru Bening                               +
5.           CMC                     Biru Bening                               -
6.           Gula Merah             Oranye                                   +++
7.           Gula Putih                 Biru                                        -
8.           Susu Murni             Kuning                                   +++

Keterangan :
·           (-)      = Tidak Ada Endapan.
·           (+)     = Ada Sedikit Endapan.
·          (++)    = Endapan Agak Tebal.
·         (+++)  = Endapan Tebal.

            Berikut merupakan data hasil percobaan uji iod.
Tabel 3 Uji Iod
     No      Bahan                         Warna                      Keterangan
1.      Tepung Beras           Coklat Muda                          +
2.      Tepung Tapioka            Hitam                              +++
3.      Tepung Maizena           Coklat                              ++
4.      Tepung Terigu             Abu-abu                            ++
5.      Tepung Ketan            Coklat Muda                        +

Keterangan :
·           (-)      = Tidak pekat.
·           (+)     = Sedikit Pekat.
·          (++)    = Kepekatan Agak Tebal.
·         (+++)  = Kepekatan Tebal.




Pembahasan
Penyusun karbohidrat adalah C, H, dan O yang terbentuk dari peristiwa fotosintesis pada tumbuhan. Hewan, manusia maupun tumbuhan tidak dapat terlepas dari peranan karbohidrat dalam melaksanakan aktivitasnya. Berbagai sumber makanan seperti jagung, dan beras merupakan sumber karbohidrat utama yang sangat berguna bagi tubuh(Wahyu 2006). Karbohidrat sebagai zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan mewakili 50% sampai 75% dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji, buah dan akar tumbuhan.
Karbohidrat juga didefinisikan sebagai senyawa polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-ketan dan turunannya. Karbohidrat digolongkan dalam monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah gula-gula sederhana yang mengandung lima atau enam karbon dalam molekulnya. Zat tersebut larut dalam air. Monosakarida yang mengandung enam karbon mempunyai formula molekul C6H12O6. Temasuk didalamnya glukosa terdapat pada tumbuhan, buah masak, madu, jagung manis, dan sebagainya. Pada hewan zat tersebut terutama terdapat dalam darah yang pada konsentrasi tertentu adalah sangat vital untuk kehidupan. Oligosakarida terdiri dari 2-10 monosakarida yang termasuk disakarida, trisakarida dan seterusnya. Disakarida terdiri dari dua monosakarida yang terikat dengan O-glikosidik. Tiga senyawa yang melimpah di alam adalah sukrosa, maltosa dan laktosa (Yayan 2007).
Sukrosa  atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sukrosa  lebih  manis dari glukosa, tetapi kurang manis  dibandingkan  dengan  fruktosa dan sangat  mudah  larut  dalam  air. Gula  ini dipakai untuk membuat sirup, gula, dan pemanis makanan. Jika senyawa ini dihidrolisis  akan  dihasilkan  satu  molekul  glukosa  dan  satu  molekul  fruktosa. Laktosa  disebut  gula  susu  karena  terdapat  banyak  dalam  air  susu.  Biasanya diperoleh dari air susu. Gula ini merupakan gula yang paling suka larut dalam air dan  paling  tidak  manis.  Enzim  dalam  bakteri  tertentu  akan  mengubah laktosa menjadi asam laktat, hal ini terjadi bila susu berubah  menjadi masam. Laktosa dipakai untuk membuat makanan bayi dan diet spesial.  Jika dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa. Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat, kompleks, dapat mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak  manis), tidak seperti monosakarida dan disakarida. Di dalam ilmu gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada  hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen, dan selulosa (Hutagalung 2014).
            Uji molish merupakan uji karbohidrat paling sederhana untuk membuktikan keberadaan kandungan karbohidrat pada objek percobaan. Uji pereaksi molish terdiri dari larutan 5% α-naftol dalam alkohol 5%. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dibuktikan seluruh sampel percobaan memiliki kandungan karbohidrat namun dengan kadar yang berbeda. Hal ini ditandai dengan munculnya cincin berwarna ungu kecoklatan ketika ditambahkan pereaksi molish. Kemudian, penambahan H2SO4 pekat semakin memperjelas keberadaan karbohidrat pada sampel percobaan yang ditandai dengan cincin yang berwarna semakin gelap. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa gula merah dan susu murni memiliki kadar karbohidrat yang lebih tinggi dibanding dengan sampel lainnya. Hal tersebut jelas terbukti dengan adanya cincin berwarna ungu kehitaman pada dinding tabung reaksi dengan cairan berwarna kuning keruh dibawahnya.
             Uji benedict dilakukan untuk mengetahui kadar karbohidrat dalam suatu sampel atau objek yang ditandai dengan perubahan warna dan terbentuknya endapan. Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan hasil data perubahan warna dan kuantitas endapan pada masing-masing sampel percobaan. Glukosa, fruktosa,susu murni,dan gula merah memiliki kadar karbohidrat yang lebih tinggi dibanding dengan sampel lainnya, sementara sukrosa dan CMC tidak atau memiliki kadar karbohidrat yang sangat rendah. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan data perubahan warna dan terbentuknya endapan dari percobaan yang dilakukan. Glukosa, fruktosa, susu murni,dan gula merah mengalami perubahan warna yang signifikan menjadi merah bata atau oranye setelah dipanaskan pada suhu tertentu dan terjadi endapan yang banyak pada dasar tabung reaksi, sementara sukrosa dan CMC tidak mengalami perubahan yang signifikan, warna larutan tetap berwarna biru sama seperti larutan awal saat belum ditambahkan perlakuan.
            Berdasarkan hasil percobaan uji iod terhadap kadar karbohidrat dalam beberapa sampel tepung diantaranya tepung beras, tapioka, maizena, terigu, dan ketan didapatkan data perubahan warna dan keterangan endapan yang terbentuk. Pada tepung tapioka, perubahan warna yang dihasilkan berwarna biru pekat kehitaman. Data tersebut menunjukkan kadar karbohidrat yang tinggi pada tepung tapioka sementara pada tepung beras dan ketan perubahan warna yang terjadi adalah coklat muda dan tidak pekat. Hal tersebut berbanding lurus dengan teori di mana amilum dengan iodium menghasilkan larutan berwarna biru pekat. Ini menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida. Terbentuknya warna biru ini disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium.

SIMPULAN
Karbohidrat merupakan zat yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama bagi kelangsungan hidup hewan ternak. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa uji karbohidrat dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu uji molish, uji benedict, dan uji iod. Setiap bahan makanan ada yang memiliki kandungan karbohidrat dan tidak. Setiap makanan yang mengandung karbohidrat memiliki kadar yang berbeda-beda bergantung pada zat yang tekandung pada makanan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka
        Utama.
Alviah, Anisah. 2015. Analisis Kualitatif Karbohidrat. Jurnal Analisis
        Karbohidrat Kualitatif. Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri:
        Universitas Pendidikan Indonesia.
Ariyadi, T. 2010. Penetapan Kadar Karbohidrat pada Nasi Aking yang
        Dikonsumsi Masyarakat Desa Singorojo Kabupaten Kendal. Prosiding
        Seminar Nasional UNIMUS. Universitas Muhammadiah Semarang. Diunduh
        dari http://jurnal.unimus.ac.id
Campbell, N.A. 2008. Biologi Edisi kedelapan jilid 1. Jakarta(ID) : Erlangga.
Dwidjoseputro, D. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta(ID): Penerbit
        Gramedia Pustaka Utama.
Fitriningrum, Rahayu. 2013. Analisis Kandungan Karbohidrat pada Berbagai
        Tingkat Kematangan Buah Karika (Carica pubescens) di Kejajar dan
        Sembungan, Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Jurnal Bioteknologi vol.
        10(1) ;6-14 Mei. Program Biosains Universitas Sebelas Maret.
Herawati, Heny. 2010. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna Sebagai
        Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian Vol. 30(1); 19 Mei. Balai
        Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.
Hutagalung, Halomoan. 2014. Karbohidrat. Jurnal Kesehatan; 5 Juli. Fakultas
        Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Diunduh pada
Indahyanti, Ellya. 2014. Optimasi Konsentrasi Garam Bisulfit pada Pengendalian
        Kualitas Nira Kelapa. Jurnal Penelitian Saintek Vol. 19(1); April.
        Universitas Brawijaya Malang.        
Jacobs, H. and J.A. Delcour. 1998. Hydrothermal modifications of granular
        starch with retention of the granular structure.  Review. J. Agric. Food
        Chem. 46(8): 2895-2905.                                                 
Liu, Z., L. Peng, and J.F. Kennedy. 2005. The Technology of Molecular
        Manipulation and Modification. Carbohydrate Polymers Vol.61: 374−378.
        Asisted  by  Microwaves  as Applied  to  Starch Granules.
McGilvery RW, Goldstein GW. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional.
        Surabaya (ID): Airlangga University Press.
Monruw. 2010. Uji Iod. Jakarta(ID): Erlangga.
Santoso, SP. 2006. Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Bahan Ajar
        Laboratorium Kimia Pangan. Fakultas Pertanian Uniga Malang
Sulistiyono, Agus. 2014. Penentuan Jenis Karbohidrat dengan Uji Kualitatif
        Menggunakan Reagen pada Sampel Mie Instan. Jurnal Biologi. Tidak
        Diterbitkan.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
        Kedokteran Dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta(ID): Buku
        Kedokteran EGC.
Suwardjono. 2001. Pengaruh Penggunaan Bahan Pengawet Alam terhadap
        Kualitas Nira Kelapa yang Digunakan Untuk Pembuatan Gula Kelapa Di
        Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol.12(2): 86-
        96; Desember. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
        Purwokerto.
Wahyu, Iwan. 2006. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Bogor (ID) : CV Regina.
Wurzburg, O.B. 1989. Modified Starches: Properties and Uses. Florida(US) :
        CRC  Press, Boca  Raton.
Yayan, S. dan Setiabudi, Agus. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
        Jakarta(ID): PT Setia Purna Inves.














LAMPIRAN


No comments:

Post a Comment